Pages

Tag Cloud

Diberdayakan oleh Blogger.

About Me

Widget by:Ragam Beritaku

Senin, 03 Desember 2012

Water Seal Drainage ( WSD )

Definisi dari water seal drainage adalah suatu tindakan invasif yang dilakukan untuk mengeluarkan udara, cairan ( darah ataupun pus) dari dalam rongga pleura, rongga thoraks, dan mediastinum dengan menggunakan pipa penghubung. Definisi lain dari WSD adalah suatu tindakan invasif dengan cara memasukkan selang atau tube kedalam rongga toraks dengan menembus muskulus intercostalis.

gmb.1 : Water Seal Drainage

Indikasi pemasangan water seal drainage.
-pneumothoraks, hemothoraks,empyema.
-bedah paru karena ruptur pleura udara dapat masuk kedalam rongga pleeura, reseksi segmental misalnya     pada tumor dan TBC.
  lobectomy misal pada tumor, abses dan TBC.



Tujuan dari pemasangan water seal drainage adalah untuk mengeluarkan udara maupun cairan (darah, pus, efusi pleura) dari dalam rongga pleura. Tujuan lain dari pemasangan WSD adalah untuk mencegah udara masuk kembali ke rongga pleura yang dapat menyebabkan peneumothoraks. Mempertahankan agar paru tetap mengembang  dengan jalan mempertahankan tekanan negativ pada intra pleura.

Beberapa jenis dari WSD ada bermacam-macam
1. Satu Botol
Sistem yang paling sederhana dan sering digunakan pada pasien simple pneumothoraks. Alat ini terdiri dari satu botol dengan penutup segel. Penutup mempunyai 2 lobang, satu untuk ventilasi udara dan yang satu memungkinkan selang masuk hampir ke dasar botol. Air steril dimasukkan ke dalam botol sampai ujung selang terendam 2 cm untuk mencegah masuknya udara ke dalam tabung yang menyebabkan kolaps paru. Selang untuk ventilasi dalam botol dibiarkan terbuka untuk menfasilitasi udara dari rongga pleura keluar. Keuntungan dari model ini adalah penyusunannya lebih sederhana, dan memudahkan pasien untuk bergerak. Kerugian dari model ini adalah saat drainase dada, mengisi botol lebih banyak kekuatan yang diperlukan. Selain itu tekanan pleura harus lebih tinggi dari tekanan botol agar dapat mengalir. Jenis satu botol juga menghambat dalam pengamatan karena darah yang bercampur dengan drainase menimbulkan busa sehingga dapat membatasi garis pengukuran drainase. 
gmb. 2 : WSD 1 botol

2. Dua Botol

Botol pertama berfungsi sebagai botol penampung dan botol kedua berfungsi sebagai water seal. Penghisapan dapat dilakukan pada segel botol dalam air dengan menghubungkannya ke ventilasi udara. Botol 1 dihubungkan dengan selang drainage yang awalnya kosong dan hampa udara , selang pendek pada botol 1 dihubungkan dengan selang di botol 2 yang berisi water seal. Cairan drainase dari rongga pleura masuk ke water seal botol 2. Prinsip kerjasama  dengan sistem 1 botol yaitu udara dan cairan mengalir dari rongga pleura ke botol WSD dan udara dipompakan keluar melalui selang masuk ke WSD. Biasanya digunakan untuk mengatasi hemothoraks , hemopneumothoraks, efusi pleura. Keuntungan dari model ini adalah mempertahankan water seal pada tingkat konstan, memungkinkan observasi dan pengukuran drainase yang lebih baik. Kerugian pada model ini adalah menambah areal mati pada sistem drainage yang potensial untuk masuk ke dalam area pleura. Untuk terjadinya aliran , tekanan pleura harus lebih tinggi dari tekanan botol. Mempunyai batas kelebihan kapasitas aliran udara pada kebocoran udara.
gmb. 3 : WSD 2 botol

3. Tiga Botol
Pada sistem 3 botol , botol kontrol penghisap ditambahkan ke sistem 2 botol. Botol ke 3 disusun mirip dengan botol segel dalam air. Yang terpenting adalah kedalaman selang di bawah air pada botol ke-3. Jumlah hisapan tergantung pada kedalaman ujung selang yang tertanam dalam air botol WSD. Drainase tergantung gravitasi dan jumlah hisapan yang ditambahkan. Botol ke3 mempunyai 3 selang , tube pendek diatas batas air dihubungkan dengan tube pada botol ke2. Tube pendek lain dihubungkan dengan suction. Tube ditengah yang panjang sampai dibatas permukaan air dan terbuka ke atmosfer. Keuntungan sistem ini adalah yang paling aman untuk mengatur pengisapan. Kerugian sistem ini lebih kompleks, lebih banyak untuk terjadinya kesalahan dalam perakitan dan pemeliharaan. Sulit dan kaku untuk bergerak.

gmb. 4 :WSD 3botol
Prosedur pemasangan WSD
1. PENGKAJIAN
-Memeriksa kembali intruksi dokter
-mengecek inform consent
-mengkaji status pasien , tanda-tanda vital, status pernafasan
2.PERSIAPAN PASIEN
menyiapkan pasien dan memberikan penjelasan kepada pasien tentang tujuan tindakan. Posisi tubuh saat tindakan dan selama terpasang WSD. Posisi pasien dapat duduk atau berbaring. Upaya-upaya untuk mengurangi rangsangan nyeri seperti nafas dalam dan distraksi. Latihan rentang sendi (ROM) pada sendi bahu sisi yang terkena.
3. PERSIAPAN ALAT
-Sistem drainase tertutup
-Motor suction
-Selang penghubung steril
-Botol berwarna putih/bening dengan kapasitas 2 liter , gas, pisau jaringan, trokart, cairan antiseptik, benang catgut dan jarumnya, duk lobang, sarung tangan, spuit 10 cc dan 50 cc, kasa, NaCl 0,9%, konektot, set balutan, obat anestesi (lidokain, xylokain), masker.
4. PELAKSANAAN
prosedur ini dilakukan oleh dokter. Perawat membantu agar prosedur dapat dilaksanakan, perawat adalah sumber dukungan moril pasien.
5.TINDAKAN SETELAH PROSEDUR
perhatikan undulasi pada selang WSD, bila undulasi  kemungkinan menyebabkan motor suction tidak bisa berjalan, selang tersumabat, selang terlipat, dan paru-paru mungkin akan mengembang.
Segera periksa kondisi sistem drainase , amati tanda-tanda kesulitan bernafas. Cek ruang kontrol suction untuk mengetahui jumlah cairan yang keluar, cek batas cairan dari botol WSD, pertahankan dan tentukan batas yang telah ditetapkan serta pastikan ujung pipa berada 2 cm di bawah air. Catat jumlah cairan yang keluar dari botol WSD tiap jam untuk mengetahui jumlah cairan yang keluar. Observasi pernafasan , nadi setiap 15 menit pada satu jam pertama. Perhatikan balutan pada insisi apakah terjadi perdarahan. Anjurkan pasien memilih posisi yang nyaman dengan memperhatikan jangan sampai selang terlipat. Anjurkan pasien untuk memegang selang apabila akan merubah posisi. Beri tanda pada batas cairan setiap hari, catat tanggal dan waktu. Ganti botol WSD setiap 3 hari dan bila sudah penuh catat jumlah cairan yang dibuang. Lakukan pemijatan pada selang untuk melancarkan aliran . Observasi dengan ketat tanda-tanda kesulitan bernafas, sianosis, emphysema subkutan. Anjurkan pasien untuk menarik nafas dalam dan bimbing cara batuk efektif. Botol WSD harus selalu lebih rendah dari tubuh. Yakinkan bahwa selang tidak kaku dan menggantung di atas WSD. Latih dan anjurkan klien untuk secara rutin 2-3 kali sehari melakukan latihan gerak pada persendian bahu daerah pemasangan WSD.


separador

0 komentar:

Posting Komentar


Categories

Followers


win-fixed, tutorial,tips n trik,download