1. Patogenesis
Obat-obatan golongan NSAID (ASPIRIN), alkohol, garam empedu dan obat lain yang merusak mukosa lambung, mengubah permeabilitas sawar epitel, memungkinkan difusi balik asam khlorida dengan akibat kerusakan jaringan (mukosa) dan khususnya pembuluh darah. Hal ini mengakibatkan pengeluaran histamin. Histamin akan merangsang pengeluaran asam dan peningkatan pepsin dan pepsinogen. Histamin ini akan mengakibatkan juga peningkatan vasodilatasi kapiler sehingga membran kapiler menjadi permiabel terhadap protein, akibatnya sejumlah protein hilang dan mukosa menjadi edema.
Peningkatan asam akan merangsang syaraf kolinergik dan syaraf simpatik. Perangsangan terhadap kolinergik akan berakibat terjadinya peningkatan motilitas sehingga menimbulkan rasa nyeri, sedangkan rangsangan terhadap syaraf sympatik dapat mengakibatkan reflek spasme esofageal sehingga timbul regurgitasi asam HCL yang menjadi pencetus timbulnya rasa nyeri berupa rasa panas seperti terbakar . Selain itu rangsangan terhadap syaraf sympatik juga dapat7 mengakinbatkan terjadinya pilorospasme yang berlanjut menjadi pilorustenosis yang berakibat lanjut makanan mkanan sdari lambung tidak dapat masuk ke saluran pencernaan berikutnya, oleh karena itu pada penderita ulkus peptikum setelah makan mengalami mual, anoreksia, kembung dan kadang vomitus. Resiko terjadinya kekurangan nutrisi bisa terjadi sebagai manifestasi dari gejala tersebut.
Pada penderita tukak lambung mengalami peningkatan pepsin yang berasal dari pepsinogen. Pepsin menyebabkan degradasi mukus yang merupakan salah satu faktor lambung. Oleh karena itu terjadilah penurunan fungsi sawar sehingga mengakibatkan penghancuran kapiler dan vena kecil. Bila hal ini terus berlanjut akan dapat memunculkan komplikasi berupa pendarahan.
Pendarahan pada ulkus peptikum bisa terjadi disetiap tempat namun yang tersering adalah dinding bulbus duodenum bagian posterior, karena dekat dengan arteri gastroduodenalis atau arteri pankreatikoduodenalis. Keehilangan darah ringan dan kronik dapat mengakibatkan anemia difesiensi besi. Disamping itu pendarahan dapat memunclkan gejala hematemesis dan melena. Pda pendarahan akut dapat mengakibatkan terjadinya kekurangan volume cairan.(Kasuari)
Read more...