1. Definisi
Gastro enteritis adalah kondisi yang ditandai adanya muntah dan diare yang diakibatkan oleh infeksi, alergi, tidak toleransi terhadap makanan tertentu atau mencerna toksin (Tucker, 1999).
Diare yang terjadi secara mendadak dan berlangsung kurang dari 7 hari pada anak-anak dan bayi yang sebelumnya sehat disebut diare
akut (mansjoer, 2000).
Frekuensi diare pada bayi yang mengalami diare bila lebih dari 4 kali dan lebih dari 3 kali pada anak dalam 1 hari (Hassan, Alatas 1998), dengan feses yang dapat berwarna
hijau atau lendir dan darah dengan konsistensi cair (Ngastiyah,1997).
2. Etiologi
Menurut Hassan, Alatas (1998) penyebab diare dibagi dalam beberapa faktor, yaitu :
a. Faktor infeksi
1) Infeksi internal yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare, antara lain :
a) Bakteri : Vibrio kolera, E. Coli, Salmonella, Shigella, Campylo bacter, Yersinia, Aeromonas.
b) Virus : enterovirus (Virus ECHO, Coxsakie, Polio, Adeno virus, rotavirus Astrovirus)
c) Parasit : Cacing (Ascaris, Trichiuris, Oxyuris,Strongiloides, Protozoa (Entamoeba, Histolia, Giardia,Lambia, Trichomonas Hosminis) Jamur (Kandida Albicans)
2) Infeksi Parenteral yaitu infeksi diluar saluran pencernaan
a) Otitas media akuta
b) Tonsilo pharingitis
c) Broncho pnumonia
d) Encephalitis
b. Faktor Malabsorbsi
1) Malabsorbsi karbohidat : Disakarida (intolerance lactosa, Maltosa, Sucrosa). Monosakarida (Intoleran Glucosa,Fructosa, Galactosa)
2) Malabsorbi lemak
3) Malabsorbi protein
c. Faktor Makanan
1) Makanan basi
2) Makanan beracun
d. Faktor Psikologis
1) Cemas
3. Patofisiologis
Mekanisme dasar yang menyebabkan diare menurut Ngastiyah (1997) adalah :
a. Gangguan Osmotik
Akibat makanan atau zat yang tak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektronik ke dalam rongga usus, isi usus yang berlebihan akan merangsang untuk mengeluarkannya.
b. Gangguan Sekresi
Akibat rangsangan tertentu (toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektorolit dalam rongga usus dan terjadi diare karena peningkatan isi usus.
c. Gangguan Motilitas
Hiperperistaltik akan menyebabkan kesempatan menyerap makanan berkurang sehingga timbul diare,penurunan peristaltik menimbulkan bakteri tumbuh berlebihan sehingga timbul diare.
Sedangkan patogenesis diare akut menurut Hassan, Alatas (1998) :
1) Masuknya jasad renik dalam usus halus setelah melewati rintangan asam lambung.
2) Jasad renik berkembang biak dalam usus
3) Jasad renik mengeluarkan toksin diaregenik
4) Akibat toksin terjadi hipersekresi yang menyebabkan diare
Akibat dari diare akut kronis menurut Hassan, Alatas (1998) adalah
2) Dehidrasi mengakibatkan gangguan keseimbangan asam basa (asidosis metabolik, hipokalemia)
3) Gangguan gizi akibat kelaparan
4) Hipoglikemi
5) Gangguan sirkulasi darah
4. Gambaran Klinis dan Pemeriksaan Penunjang
Manifestasi klinis dari diare menurut Hassan, Alatas (1998) adalah sebagai berikut :
a. Mula-mula bayi menjadi cengeng, rewel, gelisah
b. Suhu tubuh biasanya meningkat
c. Nafsu makan kurang dan tidak ada
d. Fases cair bisa disertai lendir atau darah, warna tinja mungkin berubah hijau karena bercampur dengan empedu
e. Anus mungkin lecet, tinja makin asam akibat asam laktat dari laktosa yang tidak di absorbsi usus.
f. Muntah disebabkan lambung yang turut meradang atau gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit
g. Bila kehilangan banyak cairan muncul dehidrasi (berat badan turun, turgor kulit kering, mata dan ubun-ubun besar cekung, selaput lendir, bibir dan mulut kering).
Pemeriksaan penunjang menurut Hassan, Alatas (1998) adalah :
a. Feses
- Makroskopis dan mikroskopis
-PH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet clinetest, bila diduga intoleransi gula
- Biakan dan uji resistensi
b. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah, dengan menentukan PH dan cadangan alkali atau lebih tepat lagi dengan pemeriksaan analisa gas darah menurut A.
Strup (bila menungkinkan).
c. Pemeriksaan kadar urine, creatinin, untuk mengetahui faal ginjal
d. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar natrium, kaliym, kalsium dan fosfor dalam serum (terutama pada penderita diare yang disertai kejang)
e. Intubasi duodenum untuk mengetahui jenis jasad renik atau parasit secara kualitatif dan kuantitatif.
5. Pathways gastroenteritis , klik disini
6. Komplikasi
Komplikasi akibat dari kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak (Ngastiyah, 1997) adalah :
a. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik)
b. Renjatan hipovolmik (terjadi karena gangguan sirkulasi darah)
c. Hipokalemia (dengan gejala lemah, bradikardi, perubahan elektro kardiogram)
d. Hipoglikemia
e. Intoleransi sekunder akibat kerusakan villi mukosa usus dan defisiensi enzim lactose
f. Kejang, terjadi pada dehidarasi hipertonik
g. Malnutrisi energi protein (akibat muntah dan diare jika lama atau kronik).
7. Penatalaksanaan
Prinsip penatalaksanaan pada diare akut menurut Mansjoer (2000) adalah :
a. Pemberian cairan dan elektrolit secara tepat (terapi rehidrasi) kemudian mengganti cairan yang hilang sampai diare berhenti terapi rumatan) baik secara oral maupun perenteral
b. Pemberian makanan harus diteruskan dan ditingkatkan untuk menghindarkan efek buruk pada status gizi
c. Antibiotik dan anti parasit (tidak boleh digunakan secara rutin)
d. Obat-obat anti diare, anti muntah.
Rabu, 17 Oktober 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar