BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Hemoroid dikenal di dalam masyarakat dengan sebutan penyakit wasir atau ambeien, yaitu suatu penyakit yang sering dijumpai dan telah ada sejak zaman dahulu. Hemoroid adalah pelebaran gangguan rasa di dalam pleksus hemoroidalis yang tidak merupakan keadaan patologik, hanya apabila hemoroid ini menyebabkan keluhan atau penyulit (Sjamsuhidayat dan Jong, 2000). Penyakit ini bukan sekedar pelebaran vena hemoroidalis, menurut Dr. Toar JM Lalisang SpB-KBD dalam Kursus Penyegar dan Penambah Ilmu Kedokteran (KPPIK, 2005), tetapi bersifat lebih kompleks yakni melibatkan beberapa unsur berupa pembuluh darah, jaringan lunak dan otot di sekitar anorektal, kanalis anus (desiariyoni.wordpress.com, 2011). Hemoroid, ambeien atau wasir dapat dialami oleh siapapun, namun seringkali penderita merasa malu atau dianggap tidak penting maka kurang memperhatikan gangguan kesehatan ini. Secara anatomi ambeien bukanlah penyakit, melainkan perubahan fisiologis yang terjadi pada bantalan pembuluh darah di dubur, berupa pelebaran dan pembengkakan pembuluh darah dan jaringan sekitarnya.
Penyakit hemoroid memang menjadi momok bagi segelintir orang yang menderitanya. Benjolan didalam anus yang sangat membuat penderita merasa tidak nyaman bahkan untuk duduk dan berdiri pun pasien juga sering merasa tidak nyaman dan juga terasa sakit. Penderita hemoroid ini akan merasa tidak nyaman atau akan merasa nyeri yang sangat hebat saat buang air besar (BAB) dan hal ini dapat merubah beberapa perilaku dari para penderita. Penderita biasanya akan menjadi takut untuk BAB karena khawatir akan sakit dan keluar darah saat BAB sehingga tidak banyak diantara mereka yang menjadi takut untuk makan dalam porsi biasanya. Beberapa perubahan perilaku dari penderita hemoroid tersebut diakibatkan karena kurangnya pengetahuan dari masyarakat mengenai penatalaksanaan dari beberapa gejala yang dialami.
Penyakit hemoroid derajat I pada prinsipnya memiliki potensi yang cukup tinggi untuk dicegah agar tidak berkembang menjadi derajat yang lebih parah dengan cara merubah perilaku hidup lebih sehat. Perilaku hidup sehat tersebut sebenarnya sangat mudah untuk diterapkan, namun diantara para penderita menganggap hal itu tidak perlu dilakukan.
Kurangnya pengetahuan dari masyarakat mengenai pencegahan penyakit hemoroid adalah suatu kondisi yang terjadi pada sebagian besar masyarakat sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa jumlah penderita penyakit hemoroid yang melakukan operasi hemoroidektomi untuk setiap tahunnya pasti selalu ada. Kenyataan ini sangat memprihatinkan mengingat dari berbagai faktor penyebab munculnya penyakit tersebut sebenarnya dapat diatasi dengan perilaku hidup yang sehat.
Penyakit hemoroid sudah banyak menyerang masyarakat luas dan banyak dari para penderita yang harus menjalani operasi hemoroidektomi. Secara keseluruhan berdasarkan statistik, jumlah tindakan hemoroidektomi menurun. Puncaknya terjadi pada tahun 1974 dimana hemoroidektomi dilakukan sebanyak 117 per 100.000 orang. Angka itu menurun 13 tahun kemudian (1987) menjadi 37 per 100.000 orang. Hemoroid tidak pandang bulu, baik laki-laki maupun perempuan mempunyai resiko yang sama. Di sisi lain, resiko hemoroid justru meningkat seiring bertambahnya usia. Hemoroid sering dijumpai dan terjadi pada sekitar 35% penduduk berusia lebih dari 25 tahun. Walaupun keadaan ini tidak mengancam jiwa, namun dapat menimbulkan perasaan yang sangat tidak nyaman. Usia puncak penderita hemoroid adalah 45-65 tahun (be11nursingae.blogspot.com, 2009).
Penulis melakukan penelitian tentang penderita penyakit hemoroid yang melakukan operasi hemoroidektomi di Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Temanggung yang terletak di jalan Raya Kedu Km. 2 Kalisari, Temanggung. Motto RSU PKU Muhammadiyah Temanggung adalah “Kepuasan Anda adalah Kebanggaan Kami”.
Fasilitas kesehatan yang mendukung kualitas kesehatan masyarakat di Rumah Sakit ini diantaranya UGD 24 jam, ruang rawat inap, poliklinik (ruang rawat jalan), kamar bedah, laboratorium patologi klinik, ruang x-ray, USG, farmasi, konsultasi gizi. Terdapat ruang rawat inap sebanyak 6 ruang yang khusus menangani penyakit yang berbeda.
RSU PKU Muhammadiyah Temanggung juga memiliki beberapa ruang rawat inap. Ruang Marwa diperuntukkan bagi pasien dengan penyakit dalam. Ruang ini terbagi menjadi 3 kelas (kelas satu, dua dan tiga) dan ruang isolasi. Ruang Multazam merupakan ruang yang diperuntukkan bagi pasien anak-anak. Ruang ini terbagi menjadi 4 kelas (kelas VIP, kelas satu, kelas dua dan kelas tiga) dan ruang Isolasi. Ruang Roudloh diperuntukkan bagi pasien VIP. Ruang Musdalifah merupakan ruang yang diperuntukkan bagi pasien dengan masalah-masalah maternitas. Ruang ini memiliki 3 kelompok kelas (kelas satu, dua dan tiga), ruang VK, ruang peri (tempat peristirahatan bayi yang baru lahir). Ruang yang terakhir adalah ruang Arafah dimana ruangan ini menangani pasien yang mengalami kegawatan dan harus mendapatkan pelayanan intensif.
Ruang Shafa adalah ruang yang diperuntukan untuk pasien bedah. Ruang ini terbagi menjadi 3 kelas (kelas satu, kelas dua dan kelas tiga) dan ruang isolasi. Di dalam ruang rawat inap ini penulis mengambil masalah keperawatan tentang hemoroid yang orang awam kenal dengan ambeien. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala bangsal di ruang Shafa RSU PKU Muhammadiyah Temanggung diperoleh informasi dari cacatan medik di bangsal Shafa bahwa penderita penyakit hemoroid yang melakukan operasi hemoroidektomi untuk setiap tahunnya pasti ada. Pada tahun 2000 jumlah penderita yang menjalani operasi hemoridektomi mencapai 5,9%. Menurut survei kesehatan dari awal tahun 2010 sampai awal tahun 2011 angka kejadian beberapa kasus penyakit yang sering muncul di RS PKU Muhammadiyah Temanggung adalah sebagai berikut: hernia 15,7%, BPH 8,6%, CKR 28,5%, appendicitis 20,75%, hemoroid 6,57%, fraktur 17,38%, ulkus DM 2,5%. Dalam kasus penyakit yang diambil oleh penulis, kasus hemoroid menempati urutan ke 6 dalam rentang waktu tahun 2010-2011 awal.
Fakta menunjukkan bahwa jumlah penderita hemoroid mengalami peningkatan dari 5,9% menjadi 6,57%. Dari data-data tersebut penulis tertarik untuk mengambil kasus hemoroid dan post operasi hemoroidektomi sebagai bahan laporan ilmiah, dan dengan harapan dapat memberikan asuhan keperawatan yang tepat bagi klien dengan mengaplikasikan asuhan keperawatan.selengkapnya download disini..
Penyakit hemoroid derajat I pada prinsipnya memiliki potensi yang cukup tinggi untuk dicegah agar tidak berkembang menjadi derajat yang lebih parah dengan cara merubah perilaku hidup lebih sehat. Perilaku hidup sehat tersebut sebenarnya sangat mudah untuk diterapkan, namun diantara para penderita menganggap hal itu tidak perlu dilakukan.
Kurangnya pengetahuan dari masyarakat mengenai pencegahan penyakit hemoroid adalah suatu kondisi yang terjadi pada sebagian besar masyarakat sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa jumlah penderita penyakit hemoroid yang melakukan operasi hemoroidektomi untuk setiap tahunnya pasti selalu ada. Kenyataan ini sangat memprihatinkan mengingat dari berbagai faktor penyebab munculnya penyakit tersebut sebenarnya dapat diatasi dengan perilaku hidup yang sehat.
Penyakit hemoroid sudah banyak menyerang masyarakat luas dan banyak dari para penderita yang harus menjalani operasi hemoroidektomi. Secara keseluruhan berdasarkan statistik, jumlah tindakan hemoroidektomi menurun. Puncaknya terjadi pada tahun 1974 dimana hemoroidektomi dilakukan sebanyak 117 per 100.000 orang. Angka itu menurun 13 tahun kemudian (1987) menjadi 37 per 100.000 orang. Hemoroid tidak pandang bulu, baik laki-laki maupun perempuan mempunyai resiko yang sama. Di sisi lain, resiko hemoroid justru meningkat seiring bertambahnya usia. Hemoroid sering dijumpai dan terjadi pada sekitar 35% penduduk berusia lebih dari 25 tahun. Walaupun keadaan ini tidak mengancam jiwa, namun dapat menimbulkan perasaan yang sangat tidak nyaman. Usia puncak penderita hemoroid adalah 45-65 tahun (be11nursingae.blogspot.com, 2009).
Penulis melakukan penelitian tentang penderita penyakit hemoroid yang melakukan operasi hemoroidektomi di Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Temanggung yang terletak di jalan Raya Kedu Km. 2 Kalisari, Temanggung. Motto RSU PKU Muhammadiyah Temanggung adalah “Kepuasan Anda adalah Kebanggaan Kami”.
Fasilitas kesehatan yang mendukung kualitas kesehatan masyarakat di Rumah Sakit ini diantaranya UGD 24 jam, ruang rawat inap, poliklinik (ruang rawat jalan), kamar bedah, laboratorium patologi klinik, ruang x-ray, USG, farmasi, konsultasi gizi. Terdapat ruang rawat inap sebanyak 6 ruang yang khusus menangani penyakit yang berbeda.
RSU PKU Muhammadiyah Temanggung juga memiliki beberapa ruang rawat inap. Ruang Marwa diperuntukkan bagi pasien dengan penyakit dalam. Ruang ini terbagi menjadi 3 kelas (kelas satu, dua dan tiga) dan ruang isolasi. Ruang Multazam merupakan ruang yang diperuntukkan bagi pasien anak-anak. Ruang ini terbagi menjadi 4 kelas (kelas VIP, kelas satu, kelas dua dan kelas tiga) dan ruang Isolasi. Ruang Roudloh diperuntukkan bagi pasien VIP. Ruang Musdalifah merupakan ruang yang diperuntukkan bagi pasien dengan masalah-masalah maternitas. Ruang ini memiliki 3 kelompok kelas (kelas satu, dua dan tiga), ruang VK, ruang peri (tempat peristirahatan bayi yang baru lahir). Ruang yang terakhir adalah ruang Arafah dimana ruangan ini menangani pasien yang mengalami kegawatan dan harus mendapatkan pelayanan intensif.
Ruang Shafa adalah ruang yang diperuntukan untuk pasien bedah. Ruang ini terbagi menjadi 3 kelas (kelas satu, kelas dua dan kelas tiga) dan ruang isolasi. Di dalam ruang rawat inap ini penulis mengambil masalah keperawatan tentang hemoroid yang orang awam kenal dengan ambeien. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala bangsal di ruang Shafa RSU PKU Muhammadiyah Temanggung diperoleh informasi dari cacatan medik di bangsal Shafa bahwa penderita penyakit hemoroid yang melakukan operasi hemoroidektomi untuk setiap tahunnya pasti ada. Pada tahun 2000 jumlah penderita yang menjalani operasi hemoridektomi mencapai 5,9%. Menurut survei kesehatan dari awal tahun 2010 sampai awal tahun 2011 angka kejadian beberapa kasus penyakit yang sering muncul di RS PKU Muhammadiyah Temanggung adalah sebagai berikut: hernia 15,7%, BPH 8,6%, CKR 28,5%, appendicitis 20,75%, hemoroid 6,57%, fraktur 17,38%, ulkus DM 2,5%. Dalam kasus penyakit yang diambil oleh penulis, kasus hemoroid menempati urutan ke 6 dalam rentang waktu tahun 2010-2011 awal.
Fakta menunjukkan bahwa jumlah penderita hemoroid mengalami peningkatan dari 5,9% menjadi 6,57%. Dari data-data tersebut penulis tertarik untuk mengambil kasus hemoroid dan post operasi hemoroidektomi sebagai bahan laporan ilmiah, dan dengan harapan dapat memberikan asuhan keperawatan yang tepat bagi klien dengan mengaplikasikan asuhan keperawatan.selengkapnya download disini..
0 komentar:
Posting Komentar